Rabu, 24 Desember 2014

Bagi teman-teman yang berkecimpung di dunia kepanitiaan, jalan kaki, pecinta lingkungan, suka terlibat dengan dunia internasional, hobi belajar bahasa asing atau anak-anak pariwisata, event ini wajib untuk anda ikuti!


Berjalan kaki di prambanan

Venue sebelum memulai berjalan kaki. Mungkin sekitar pukul 7.

Di pos peistirahatan, disajikan makanan dan minuman tradisional untuk melepas dahaga dan lelah.


Mungkin anda yang sudah melihat gambar di atas, ada bayangan? Sebenarnya ini acara apa ya? Jalan kaki sama bule? Jalan sehat pagi di Prambanan? Emang ada ? Kapan diadainnya?

JIHW, atau lebih lengkapnya "JOGJA INTERNATIONAL HERITAGE WALK"  merupakan event tahunan di Jogja sejak tahun 2008 dibawah naungan Dinas Pariwisata DIY.

Diprakarsai oleh Masato Kuroda bersama istrinya, Fitri Kuroda dan GKR Pembayun. Di tahun ketiganya, JIHW secara resmi bergabung dalam Ikatan Pejalan Kaki se-dunia atau lebih dikenal dengan sebutan IML "International Marching League " dan hanya satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota IML hingga kini. (WOOOO~ patut bangga~)

Lalu, konsep apa yang di bawa JIHW? Berbeda dengan negara lain, yang memiliki rute hingga 100 km, JIHW membawa para pejalan kaki untuk hanyut dalam atmosfer desa, budaya, kuliner, tari, seni di kawasan heritage Indonesia. Wisata sambil jalan sehat.

Untuk peserta lokal, cukup mengeluarkan uang Rp20000,-/hari. Fasilitas yang disediakan adalah kaos, konsumsi berupa makanan dan minuman tradisional di tiap pos (Kalau dikira-kira, tiap 4-5 km akan ada pos istirahat dan pos cap).

Dan peserta asing cukup mengocek biaya sebesar:


2 HARI 

PRAMBANAN + IMOGIRI $50
1 HARI
PRAMBANAN $30
IMOGIRI $25

Rute yang tersedia adalah rute 5 km, 10 km dan 20 km.

Bila mampu menyelesaikan rute 20 km di dua hari berturut-turut, bisa berkesempatan untuk mendapatkan Gold Medal dari Putri Keraton Jogja!

 ( Hayooo.. mau putri Keraton atau medalnya!? #OI OIII #dibacok )

Sayangnya, event seperti hanya diadakan di kota Jogja. Namun, yang mengikuti event justru banyak yang dari luar Jogja, seperti komunitas pejalan kaki Bandung dan komunitas pejalan kaki di negara Eropa dan lain-lain. Yang dari lokal juga banyak. Bahkan temanku yang dari Australia, jauh-jauh dari Bandung datang ke sini cuma untuk JALAN KAKI. O-hoo.

}Pencapaian hingga kini:
  Sampai saat ini, tercatat ada 200 peserta dari 13 negara, yaitu:
  Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Italia, Inggris, Denmark, Jepang, Belgia, Rusia, Jerman, Taiwan dan Perancis.

- Tahun 2014 ini, terdapat 1000 peserta lokal lebih/hari dan 200 peserta asing, total peserta dalam 2 hari adalah 2300 peserta (Sumber : nanya ke koor panitia Admission 2014 )

Lalu, bagaimana caranya untuk mendaftar sebagai peserta jalan kaki? Mudah kog. Karena event ini diadakan tiap bulan November, siap-siap saja buat registrasi di bulan Sep-Oktober. Informasinya bisa diakses di website official JIHW atau langsung ke kantornya di :

}Jl. Komplek Colombo No. 39 (depan HAKONE)
}Telp.: (0274)-566728

}Email: jogjawalking@yahoo.com

Lalu, bagaimana caranya buat bisa ikut sebagai panitia ? JIHW akan membuka oprec bahkan 6 bulan sebelum acara, jadi siapin aja CV yang baik dan tunggu untuk dipanggil wawancara.
Kalau pas jamanku tahun 2013, saya tahunya dari senpai. Buka sekitar bulan April-Mei. Katanya mereka sangat membutuhkan anak dari Sastra Jepang sebagai liaison officer orang Jepang. Jadi saya submit CV lewat email dan dipanggil buat wawancara. Karena yang bisa berbahasa Jepang tidak terlalu banyak, mereka langsung meloloskan. Ini dikarenakan, event ini memiliki jumlah peserta yang besar dari negara Jepang , namun liaison berbahasa Jepang sangatlah minim. Kalau saya daftar jadi Liaison officer Inggris, bisa dipastikan langsung kicked out. ha-ha-ha 
Saya sudah berusaha mengajak teman-teman seangkatan dari jurusan yang sama, beberapa sebenarnya mau namun masih belum PeDe dengan kemampuan lisan. Padahal, bahasa saya juga acak adut, agak kecewa karena tidak berhasil mengajak teman-teman. Tapi, beberapanya juga menolak dengan alasan lain. Karena bulan November bagi anak SasJep UGM adalah bulan s-a-k-r-a-l.
Bersama senpai tachi di hari kedua tahun 2013

 M A N G A F E S T . 

MANGAFEST adalah event paling sakral bagi anaka SasJep manapun di UGM. 
Alhamdulillah, ternyata ada beberapa senpai-senpai hinggai dai-daisenpai yang juga ikut dalam event JIHW. Alhamdulillah, ada kamus berjalan~ (bahasa Jepang saya waktu itu super acak badut dan modal nekad doang , DOANG)

Tahun 2013 dan tahun 2014, event in overall asyik. Banyak yang saya bisa pelajari disini. Pola pikir kerja panitia. Bisa bertemu berbagai disiplin ilmu, melihat desa-desa sekitar Imogiri dan Prambanan, belajar budaya sendiri dan budaya orang lain, manajemen lokasi venue, hingga bisa bermain di rumah GKR pembayun (mangan-mangan wae sekaligus evaluasi).
Karena saya mengambil mata kuliah di jurusan Pariwisata yaitu Manajemen Atraksi Wisata di tahun 2014, saya jadikan event ini sebagai bahan presentasi. Sambil menyelam, minum air~
kalau mau unduh, sapa tau berguna buat tugas kali... here.

Lalu, kalau saya yang enggak ngerti bahasa asing, kudu piye? Jangan khawatir, banyak divisi lain seperti acara, konsumsi, perkap-landscape rute dan yang lainnya lo. Kagak usah takut, pokoke kudu coba wae ya, kawan!
Bersama orang-orang Jepang di garis Finish


Kuliah Kerja Nyata, sebuah program pengabdian masyarakat yang hadir sebagai prasyarat lulus, khususnya mahasiswa UGM. Walaupun berperan sebagai syarat wajib, tapi kelihatannya mahasiswa UGM itu memiliki nafsu besar  untuk mengabdi. (Mengabdi atau jalan-jalan!?)

Sudah dua bulan ini, pertanyaan mengenai KKN menjadi trend topic anak 2012. Membahana hingga ke sosmed , nafsu semakin menggebu-gebu. LPPM pun terseret dan di gebu-gebu dengan sejumlah pertayaan. Satu per satu anak-anak datang bertanya, "tanggal pengumuman tempat kapan pak?" ; "cara mengusulkan gimana ya pak"; dan sebagainya. Selamat tersudut atas tuntutan pertanyaan oleh kami yang nafsuan sama nona KKN, wahai pak LPPM.


Alhasil, demi memuaskan nafsu, beberapa mahasiswa mengadakan sosialisasi KKN sebagai medium diskusi,  dengan mendatangkan staff LPPM . Salah satu sosialisasi yang saya ikuti adalah di Perpus pusat lantai 2.

"Rabu jam 10, kudu bolos kuliah Sastra~ JOZZ! Ah bodoh, yang penting KKN!"

Belum pukul 10, lantai 2 pun rame bak pintu gate konser Suju. (Maaf, tapi bohong~)

Dibukanya pintu kaca itu, kaki dan sepatu bergegas ke meja buku tamu dan orang berbondong-bondong menempelkan bokongnya ke kursi diantara dereta kursi. Kini, pasukan kursi itu lelah, segera menolak kehadiran manusia, dan lantai menyodorkan tahtanya, ya lesehan coy.

Diskusi berlangsung lancar. Saya menunggu sesi Q&A, agar mencari jawaban lewat mendengar pertanyaan yang lain. (Nunggu orang nanya yang memiliki pertanyaan sama itu lebih PW)

Bahkan setelah selesai diskusi tersebut, masih banyak mahasiswa menggeregoti pak Irfan. (berjuang pak!) Katanya beliau, pengumuman list tempat kkn akan di tampilkan di website mulai minggu depan.

Dan saya cuma bisa berharap, aga Sulawesi Tengah memohon kerjasama dengan LPPM UGM, bila tidak, maka Sulteng sekali lagi tidak mendapat jatah KKN UGM.

AYOLAH SULTENG, SAYA ITU MAU MENGABDI DISANA BERSAMA MUTIARA-MUTIARA BERNAPAS DARI UGM!! AYOLAH AJUIN DONG PEMDA SULTENG!

Dan page fb kkn yang semula mencari tim pengusul, mulai berkiblat mencari anggota lewat oprec.

Sebenarnya banyak banget tapi, beberapa aja yang saya bisa ambil. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membutuhkan. Mari berjuang demi mengabdi ya teman-teman~





OPREC demi OPREC











Karena OPREC banyak mensyaratkan jurusan seperti Teknik-Agro-Medika , ini nasib kaum non :
Masing-masing silahkan berpendapat~ mudah-mudahan semua bisa KKN ditempat yang diimpiankan serta bermanfaat amin. SELAMAT BERUSAHA~

lanjutannya
Sejauh ini, saya sudah ditolak sekali oprec dan satu lagi belum pengumuman, (katanya hari ini)
Tapi, disela wawancara, pengusul sudah meminta maaf sebelumnya karena untuk mengkuotakan Soshum itu agak sulit.....jadi, saya tidak bisa berharap banyak, mudah-mudahan aja bisa diterima, KARENA SAYA INGIN KKN DI SULAWESI, KAMPUNG HALAMAN!
Tapi emang sih, kecewa bahwa ekonomi, politik, budaya dijadikan satu kluster SOS HUM, padahal secara disipilin penerapan, harusnya beda...Mungkin bisa jadi evaluasi kedepan untuk LPPM. Ya , kalau mereka sadar dan cerdas~

LABEL

baito (1) beasiswa (2) beauty tips (1) Cat cafe (1) Cita-cita (1) Daily (6) Event (1) jalan-jalan (1) Japan (4) jogja (1) kerja (5) kucing (1) Kuliner (1) magang (4) Motivasi (3) product review (1) Review (1) story (5) Travel (1) trip (3) VISA (1) Wisata (2) yogyakarta (3)