Sebagai mahasiswa, kita pasti mau tidak mau harus menghadapi satu pintu penting. Ini adalah pintunya pintu semua jurusan. MAGANG. Magang atau isitlah kecenya PK (Praktek Kerja) atau PKL atau Job in Training bisa dikatakan sangat merepotkan bagi yang tidak niat. Tapi sangat menantang bagi anak-anak yang suka dunia baru.
Sayangnya, di jurusanku yakni Sastra Jepang tidak mewajibkan demikian. Mengapa? Konon, dosen bercerita bahwa peminat magang sedikit dan kurang popular di mata mahasiswa. Mata kuliah pilihan mana yang sanggup popular, namanya juga GAK WAJIB.
Meski demikian, saya tidak mau menyia-nyiakan masa kuliah tanpa magang. Perlu diketahui, satu- satunya cara menampar mahasiswa bahwa betapa kerasnya dunia kerja ya mau tidak mau ya dengan magang saja. Beda halnya bila mahasiswa tersebut telah bekerja sebelum jadi mahasiswa, seperti adik kelasku yang bekerja dahuu demi mengumpulkan uang kuliah.
Jujur, saya cukup iri dengan teman fakultasku seperti jurusan Pariwisata. Mereka kece dan terlihat sangat serius ketika membicarakan lokasi magang. Pengalaman magang di GEmbira Loka zoo lah, ada yang di Hotel bintang lima lah, ada yang juga di Garuda Indonesia. Semua perusahaan impianku deh.
Lantas, bagaimana kondisi teman-teman jurusanku. Sayang sekali, dari 30 murid per angkatan, yang benar-enar niat mencari magan gselain saya hanya 2-3 orang saja. Saya cukup gembira. MEngapa? Karena mereka rerata genius tapi kog tidak doyan magang. Berarti saya bisa menyangi mereka di hal yang mereka tidak biasa-bisa.
Tahun 2014, saya sempat bercakap-cakap dengan teman jurusan Pariwisata. Ternyata banyak cerita tentang alur magang di kantor TIC Malioboro. Mungkin bagi orang Yogyakarta pun, tempat ini masih asing. Tapi ini adalah tempat wajib bagi para turis asing. Segala turis yang tersesat, atau ingin booking tiket teater di candi Prambanan, mobil sewaan sampai trip Bromo, atau sekedar menanyakan info dan rekomendasi tempat makan~hotel, pada mampir ke TIC.
TIC adalah singkatan Tourist Information Center, merupakan kantor dibawah naungan Dinas Pariwisata DIY yang terletak tepat didepan halte Trans Yogyakarta, Jl. Malioboro. Saya semakin tertarik untuk mencoba magang di sini ketika mendengar bahwa terbuka kesempatan luas bagi kita untuk melatih bahasa asing.
Akhirnya , kutemukan juga solusi mengobati luka baru-lupa bahasa Inggris. Semakin mahir belajar bahasa Jepang, semakin hancurlah pronouncation bahasa Inggris Mungkin saja ini jalan ampuh menjaga dua bahasa asing yang kupegang. Siapa tau, ada turis Jepang yang tersesat dan ke kantor ini.
Saya dan sohib pekerja keras si Mega, segera menuju kantor TIC. Menurut pegawai TIC, masa maksimal dan minimal magang disini hanya sebulan. Tidak lebih dan tidak kurang. Lalu, kami menanyakan posisi mana yang cocok bagi anak sastra. Mereka mengatakan ditempatkan disini juga cocok, tapi kalau mau ke bagian administrasi di kantor DInas Pariwisatanya juga bisa. Perlu diketahui, bahwa kantor TIC dan Kantor Pariwisata beda gedung meski sama-sama di jalan Malioboro.
Segera kupercepat langkah untuk booking tanggal magang. Usut punya usut, TIC sangatlah populear dikalangan praktisi dan siswa di bidang hospitality. Baik yang berasal dari Makassar , Semarang, Yogya dan provinsi lainnya. Selain posisinya strategis di kota budaya, kantor juga berada tepat di keramaian Malioboro menambah pesona nya hingga ke kerajaan sebelah.
Sial, sial, sial. Kami kurang gesit, Ternyata, bulan Juli-Agustus, waktu libur panjang kampus kami,, waktu impian kami telah direngget oleh sekelompok murid SMK. Pokoknya, saya harus dapat bulan liburan. Sia-sia kan, duduk manis di kantor tapi bengong pas musim sepi liburan. Kebayang bosannya duduk tanpa kerjaan.
Bulan liburan di Yogya adalah dari bulan Juni-September, yakni Summer Holiday se-dunia, liburnya anak sekolah di sini.
Saya dan sohib pun pantang mundur dan memutuskan untuk mengambil tanggal di bulan Agustus-September. Cukup beresiko, karena September adalah masa KRS dan revisi matkul. Tapi tak ada pilihan lain. Mending magang daripada tidak sama sekali.
Setelah booking tanggal di kantor Dinas Pariwisata DIY. Kami diharuskan untuk membawa surat pengantar dari kampus. Nah ini dia, administrasi, administrasi, administrasi. Apakah sulit. Iya,saya sempat berpikir demikian. Tapi ternyata tidak. Semua proses tidak memakan seminggu, dan saya berhasil resmi menjadi peserta magang.
Baca selengkapnya tulisan mengenai cara mendaftar magang di TIC Malioboro, dan rasanya magang di TIC Malioboro?
0 komentar:
Posting Komentar