Kamis, 21 April 2016

Sempat terpikir , kira-kira setahun ini bisa baito di Jepang gak ya? Dapat gak ya?      

Kenapa saya segitu pesimisnya ya?    
Karena satu, letak kotaku di Nara.        

JUJUR, KALIAN PERNAH GAK DENGAR KOTA BARA GAK!!!?
EH!??    

Ma-m-mmm-maksud saya NARA... Tau lokasi persisnya gak?    
/tik tok/tik tok/tik tok/tik tok/tik tok/tik tok          

Gampangannya gini, Yogyakarta ke timur sejam naik kereta, kek Yogyakarta ke Gunung kidul habis sejam lebih. LAH! POKOKNYA KEK GITU. Osaka ke timur sejam = Nara.

Nara adalah kota kecil, sepi. Jadi, jangan samakan Tokyo , kyoto atau Osaka dengan Nara.
Kota ini hanya rame ketika musim wisata dan Sabtu-Minggu.

Dsini, ada kesimpulan ambigu.
Semakin kecil kotanya, semakin sedikit pula lapangan kerjanya.
Lalu ada lagi satu hal..

[ Apakah orang yang pakai jilbab bisa diterima kerja part time di Jepang gak ya? ].

Semuanya lumrah setelah mendengar kicauan dari sana sini.
Berkaca dari  pengalaman salah satu senpai dan sekian bloggers hijabers se Jepang, ternyata ada beberapa baito yang menerima namun juga ada yang menolak.

Meski jengkel dengan kejadian seperti ini, kita juga kudu tau diri, ini negara orang lain jadi kita musti beradaptasi.

Dengan nasib ambang diakibatkan pengumuman JASSO masih di akhir bulan April ini, segala risau masih melanda di pikiran. Meski telah direstui ortu, tapi tetap saja ingin melakukan sesuatu agar bisa menghemat uang saku.

Setelah mencari dari berbagai macam baito site, akhirnya saya mencoba mencoba satu baito ini. Yng satu ini cuma perlu datang wawancara langsung dan tidak perlu membawa rireikisho (resume/CV). Dari stasiun Kintetsu Nara ke stasiun Gakkuen-mae sekitar 260 Yen, lalu jalan kaki 10 menit.

Baru keluar dari stasiun saja, jantung dan sekujur tubuh sudah gemetar.
Bukan demam panggung atau takut.

Menggigil kedinginan.
DINGIN!
*maklum, anak garis equator

Dijalani aja. Linatsin saja jalan ini.
Jalan kaki ke selatan 10 menit.
Iya, kuat, 10 menit itu tidak lama.
//Tidak lama..
///Tidak lama...
///Tidak lama, ya?

Sepanjang jalan, nyebrang kek biasanya, dah terlihat pemandangan mas-mas yang lagi isi bensin.
ADA POM BENSIN!?

//maaf saya dah lama banget gak liat pom bensin jadi suer kaget!
Sampai juga!
Ternyata tempat baitonya adalah Muten Kura Sushi, disamping nya Saezeriya Resto.
Sambil ngintip dari jendela luar, kaget minta ampun.

RUAAAMEEEEEE!!!!! SAMPE YANG BELOM DAPAT MEJAAJA KUDU DUDUK NUNGGU MEJA KOSONG *serasa di PizzaH*T

Aduh, lihat tuh sushi berjalananya, oishisou!!
#mulut gences

Maju nak, maju!
Masuk pintu depan.
Kuhampiri kasir.
Dengan senyum dan bahasa Jepang.

Ternyata, mereka membuka lowker baito tapi mereka tidak melayani wawancara di hari Sabtu-Minggu,
OHW...
Iya, hari itu ialah hari Sabtu.
SABTU?
YA SABTU...

Dengan tangan kosong, saya pun pulang. Karena ogah jalan kaki yang tanjakan tinggi, saya memilih pakai bus terdekat menuju ke Gakkuenmae eki (210 Yen).

Disela perjalanan pulang, saya berpikir singkat.

Seketika itu juga, niat saya untuk baito di resto kaiten sushi ini pun musnah.

ALASANNYA:
JARAK DAN PERJALANANNYA !
Jaraknya yang jauh dari stasiun Gakkuen mae plus uang tranport yang begitu luar biasa. (kereta bolak balik 260 Yen * 2 = 520 Yen, belum lagi klo lagi malas jalan bisa nambah jadi 520 +210 = 730 Yen)

Saya juga kurang yakin, apakah restoran rela ngasih Koutsuhi ( uang transport ) segede itu gak ya...
Selain itu, seminggu setelah hal ini, ternyata ada rejeki yang lebih baik
Semua bermula dari acara singkat hang out dengan senpai jurusanku, Mba Fia bersama teman dari Narajo (Nara Women's University) bernama Yuka.

*sumpah beribu terima kasih kepada kalian berdua!!!! Terima kasih karena mengenalkan ku pada tempat ini!!!!!!!*

Di hujan gerimis, kami bertiga meluncur ke arah Selatan, daerah bernama Naramachi demi mencicipi makanan halal di Nara.
Ramen Halal Jinniyah yang berjarak 15 menit dengan jalan kaki.

Ternyata usut punya usut, harga makanan halal itu normalnya 1000 yen ke atas, justru di Nara, dengan harga 800 Yen, kita sudah bisa mencicipi ramen halal enak!

Dengan kondisi restoran yang masih sepi, baru buka tahun ini, dan dilengkapi dengan tempat solat plus tempat wudhu yang begitu layak dan bersih, saya melirik kesempatan baru.

Beranikan diri untuk menanyakan pertanyaan krusial.

Apakah disini masih buka lowker baito?

( OHOHOHOHOHO. )
(HANTAM FATIMAH!! HANTAM HANTAM!)

Karena yang shift di hari itu bukan boss, maka dia langsung menanyakan nomor hp saya agar bisa di kontak untuk kelanjutan informasi. EH? Kupikir elu bossnya...kerana gaya mu sangat cocok jadi boss resto ini..

Ya, ini masih ambigu, karena dia harus nanya dulu sama bosnya, apakah buka baito atau enggak...
dag dig dug...

"Mba, ada nomor hape gak?.."

"Tapi mas, saya gak punya hp, kalau email aja , boleh?"

Saya tidak begitu mengerti tapi sepertinya dia sangat menginginkan nomor hp ketimbang email.
(Napa mas, mau modus yaaaaa~)

Alhasil, demi keselamatan galkasi sejagad raya, saya pun numpang no. hp Mba Fia.

Besoknya, lewat fb messenger, saya mendapat kabar dari mb Fia bahwa mereka siap mewawancarai saya di hari Sabtu/Minggu di jam buka toko.

UOOOOOOWWWWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGGGHH!!!

Sumpah! Gembairanya bukan main!!!!
Akhirnya ada kemajuan progress!!!

Mereka menunggu saya + rireikisho (CV ala Jepang).
5 hari lagi menuju wawancara.

 [ Cerita terjadi diantara April awal ~ 5 April. ]

*bersambung
Mencari Baito pertama di Jepang part 2

Minggu, 07 Februari 2016

Suka duka anak magang?
Macam-macam!

                Bahagianya banyak, karena menuntut ilmunya langsung ke ranah praktek. Manfaatnya juga banyak karena kita belajar langsung didunia real! Atau bisa sebagai obat penyembuh kebosanan kita pada kelas berteori.
 Tapi,tapi,tapi dukanya juga banyak. Kalian selagi muda, sekali seumur hidup cobalah magang. Kali ini, saya lebih menjelaskan suka duka magang yang tidak digaji, tapi lingkungannya kondusif buat kerja. 
Saya mulai dari duka nya dulu, biar ending nya happy ending ya!
                Duka magang yang saya alami ialah:

                1.Tidak dapat tugas itu sakit
                Kebayang sehari dari jam 8 sampai jam 5 sore, tidak ada tugas?
Senang!?
Senang!?
Senang ya senang!?
Jawabannya ENGGAK!
Kalau andai saat seperti ini tidak diawasi atau kantor sepi, maknyus benar. Bisa internatan sepuasnya, baca blog orang, baca fanfic tapi gak bisa baca komik. Gila aja buka gambar dan komik, lalu dibelakang saya lewat sachou. Jangan JANGAN!
                Pokoknya, kalau tidak dapat tugas, sebisa mungkin saya mencari data yang bisa dibaca dan dipelajari sendiri. Kalau sudah bosan, rasanya ingin pulang saja daripada bengong.
                * Pulangkan sajaaaaaa, aku pada ibuku atau~ ayahkuuuu ..U woooh U wo~ooohh
                Kalau tak dapat tugas, mau santai internatan rasanya salah , tapi kalau mau kerja , kerja yang ada ya cuma makan pisang satu ikat. Ya juga gak ada kerjaan. Akhirnya, saya cuma bisa baca-baca file-file laporan excel yang dah lama seakan sedang kerja biar gak dianggap malas.

                2. Tidak ada teman seumuran
                Ini mungkin berlaku kalau bagi perusahaan bermayoritas pegawai umur 30 ke atas. Runyam, runyam. Sebisa mungkin menjaga jarak karena jarak umur. Selain itu, ingatlah mereka tidak muda lagi, sehingga mereka tentu lebih mengutamakan waktu keluarga daripada bermain sama rekan kerja. Sangat berbeda dengan kita yang suka refereshing, futsalan bareng, karaoke bareng. Sehingga saya pun jadi serasa kurang hiburan sosial.

                3. Waktu bermain semakin berkurang
                Sedih ga bisa baca komik, padahal dah update dari 3 hari yang lalu, tapi pas sampai di rumah bawaannya capek, dan lupa! Giliran anime yang sudah didonlod bejibun pakai net kantor, ujung-ujungnya lupa kutonton. Pokoknya jadi gak serba updet dengan hiburan tercinta.

                4. Susahnya melawan rasa takut mencari/bertanya pada atasan
                Kerasa banget nih. Saya terkadang takut kalau mau berbicara dengan atasan, karena mereka sibuk banget. Jalan sana kemari, tiba-tiba ngilang dari meja, padahal saya butuh tanda tangan dan bertanya sesuatu.
Begitu tiba di meja dan di samperin, eh, ternyataa~
//balik badan dan sedang sibuk telpon. Makanya, sebisa mungkin saya selalu melihat mood dan kondisi atasan, apakah sudah bisa diajak bicara atau belum, INi penting, karena atasan kita juga manusia. Hormati dan peka lah dengan kesibukannya.

Tapi bahagianya malah lebih banyak.
1. Dapat makan siang gratis
                Ada beberapa perusahaan yang dengan baik menyediakan makan siang untuk karyawan. Sewaktu saya magang di perusahaan manufaktur, makanannya sungguh bergizi. 4 sehat lima sempurna deh! Mungkin kalau dari segi enak, gak kalah enak denga makanan pas di Jogja, tapi kalau dari segi gizi, disini joz markotop!

2. Snack gratis
               Hampir tiap hari, pegawai suka bawa snack dari rumah dan alhasil, aku juga sering dapat snack! Ada crackers, brownies, kue tart ulang tahun, donat kurma, pisang goreng, pisang satu ikat, makan sampai bodoh! Program diet bisa gagal.

3. Ilmu semakin bertambah
                Siapa bilang mencari ilmu di kelas itu cukup? Mencari ilmu esensi dasarnya mutlak bagi siapapun! Dair magan, saya mendapat begitu banyak kosakata dan kanji asing yang tidak pernah saya jumpai sebelumnya, dan beberapa istilah yang sering digunakan perusahaan. Selain itu, saya juga belajar mengecek Cutting Box barang sebelum di Ekspor,membuat laporan harian magang , proses alur produksi hingga cara menghadapi orang dari berbagai posisi.

4. Menyadarkan kita tentang realita dunia kerja
                Kerja dari pagi sampai sore, sekilas tampak tidak jauh berbeda dengan rutinitas anak SMA, tapi tahukah kalian, bagi anak kuliah semester akhir, dimana ke kampus pun seminggu gak sampai dua kali, lalu terpaksa harus kembali ke ritme ini adalah neraka baru. Seminggu awal , karena shock dengan ritme ala anak SMA ini, bawaan nya cepat ngatuk dan badan lesu. Tapi dua minggu dan seterusnya, sudah semakin terbiasa. Belum jadi pegawai tetap sudah segini lelah nya makanya musti siap kalau kerja nyata pastinya bisa 2~3kali lipat. Bagus banget untuk dijadikan pelajaran baru untuk semua kalangan.

5. Tambah sehat dan bugas
                Setiap pagi, ada olahraga rutin , semacam senam ringan dan di hari Jumatnya kerja bakti. Kuliah kan udah hilang matpel PENJASKES, jadi ini bagus buat kesehatan.
6. Mengasah logika dan soft skill
                Tidak kusangka, saya anak sastra musti mengingat kembali rumus excel dan belajar kembali rumus rumus runyam ini. Untungnya ada internet jadi cukup mudah mengingat rumus-rumus dari excel. Selain itu, seiring kita kerja, kita belajar dari banyaknya nasihat dan wejangan dari pegawai dan atasan. Selain membanting diri dengan mental baru, kita juga semakin dilatih untuk menjadi pribadi yang prima dan mantap dalam berkomunikasi.
                Selain itu, jangan anggap remeh untuk mengingat setiap nama dan posisi jabatan yang diampu oleh pegawai didekatmu. Dengan begitu, mereka pasti meras dihargai, seperti saya yang senang ketika nama dan asalku yang diingat oleh mereka.

7. Menambah networking
                Yang ini gak usah ditanya. Jalin sebaik mungkin hubungan ketika di perusahaan, simpan kontaknya. Suatu saat pasti akan berguna, mungkin untuk rekomendasi atau mencari bantuan.

8. Memperindah CV
                Yang ini pasti berguna sekali. Perusahaan harus mencari kandidat terbaik hanya dengan membaca 1.80 detik per lembar CV. BIsa jadi, kamulah kandidat yang dibutuhkan oleh mereka.

9. Bisa melatih bahasa Jepang

                Ini berlaku ketika kita berada di perusahaan yang memiliki peluang untuk bertemu dengan native Japanese. Skill bahasa Jepang cukup terlatih karena mayoritas istilah perusahaan dan istilah-istilah dalam perusahaan berasal dari kamus Jepang.

Mungkin ini yang saya bisa sharing sama teman-teman semua. Kalau mau menambahkan suka-duka magang,, langsung saja di komentar~ /(>u<)/

                Hukum absolut yang dipelajari dalam fisika SMA tidak ada apa-apanya dibandingkan absolutivitas orang tua.  
                Sering kah kalian mendengar cerita, anak yang harus menempuh jurusan kuliah pilihan ibunya dengan terpaksa demi membahagiakan orang tua? Atau harus masuk jurusan teknik sipil padahal dalam hati berkata jurusan Ekonomi? Sekelumit fenomena pasaran ini sudah terjadi dimana-mana.
                Beruntung, saya dilahirkan di keluarga cukup dekromatis. Segala keinginan dan pilihan dapat ditawar . Ketika tidak setuju, anak harus memantapkan resolusi pandangan lebih dari 2 sudut, memaparkan alasan dan kemantapan untuk bertanggung jawab. Pilihan dapat dilegalisir ketika ada kemantapan dan keberanian untuk menanggung kerasnya tanggung jawab pantang mundur. Sejauh ini, inilah yang mendefinisikan metode saya ketika bernegosiasi dengan orang tua.

                Saya mau masuk sekolah ini, OK. Saya ingin coba kursus itu, OK. Ketika mau merantau ke pulau Jawa untuk SMA, juga OK. Ketika membeli banyak alat lukis, dijawab OK. Ketika ingin motor, ortu sudah yakin dan saya pun sudah cukup berani dan tidak ragu-ragu, juga direstui OK. Ketika saya menginginkan laptop Mac Apple dikarenakan saya ingin menggambar digital art lebih baik, juga tiba-tiba dikasih OK. Ketika SMA kelas 2, saya minta Pen tablet Wacoom yang harganya lebih mahal dari PS, herannya langsung dikasih OK. Banyak OK dari segala permintaan saya.
                Tapi, banyak juga kata TIDAK tanda gagal nego. Seperti ketika meminta PS2 yang baru, jawabanya TIDAK BOLEH. Ketika minta hadiah Ultah PS3, TIDAK BOLEH. Ketika saya bersikeras hanya ingin pakai sepatu simple favoritku meski robek sedikit dan tidak terlalu kelihatan robeknya, juga TIDAK BOLEH. Ketika saya mau bermain ke rental PS, juga TIDAK BOLEH. Banyak sekali pertengkaran untuk menentang. Banyak perdebataan dengan saling melempar alasan yang saya anggap TIDAK rasional. Mengapa saya tidak boleh memiliki PS(Playstation), padahal nilai sekolah saya baik dan saya juga selalu menepati janji bahwa hanya bermain di hari Sabtu Minggu. Kenapa saya tidak boleh ke rental PS, hanya karena takut saya sendiri yang cewek disana? Mana feminisme! Kenapa tidak boleh pakai sepatu favoritku, dan harus beli lagi sepatu baru padahal sepatuku yang sekarang masih bisa layak pakai!? Dan apa  manfaatnya ketika memakai sepatu baru demi dianggap baik didepan orang lain?

                 Semakin naik umur, semakin banyak pengalaman yang menempa cara-cara nego dengan orang tua. Ketika kuliah, pergi kemanapun, mayoritas dikasih OK dan proses nego tidak sesulit ketika masih kecil. Capek juga terkadang harus ikut kemauan ortu semisal ikut acara undangan teman kerjanya, atau harus pergi acara makan-makan keluarga ketika besoknya ada ujian. Saya juga harus bilang OK untuk permntaan mereka.
                Ketika saya masuk kuliah, tidak ada pertanyaan pada pilihan jurusanku. Semua pilihan masa depan, telah dipercayakan sehingga ketika saya mencoba Binus, President University, UGM, UII dll tak ada kesulitan. Hasil apapun, ortu manut karena tau yang menjalani hidup tersebut adalah saya.
                Saat mencoba berbagai macam beasiswa, semuanya juga mendukung. Tidak ada pertanyaan apapun dan langsung mendukung.
               3 tahun sudah perjalanan saya mencari beasiswa ke Jepang di Sastra Jepang dan lagi-lagi gagal. Saya memutuskan untuk coba lagi tapi herannya, kali ini orang tua  melarang. Jelas-jelas saya tidak dapat beasiswa full, dan hanya mendapat uang kuliah gratis saja adalah pertanda saya telah gagal. Saya mau mencoba 3 beasiswa yang sedang buka di kampus seperti ke Tohoku U, Hokkaido U dan Saga U. Ada Jasso (uang jajan 8jt/bln) + uang kuliah gratis. Lebih baik daripada beasiswa Nara yang hanya tembus di uang kuliah saja. Kecewa sekali rasanya, makanya beasiswa parsial ini pun saya tolak.

                Tapi, dari Nara Womens U memberi deadline sampai 1 Febuari, agar saya memberi jawaban tolak secara resmi dari kampus. Selama jangka seminggu itu, saya banyak berpikir lagi. Disini, saya mengingat lagi tulisan di tembok kamar. Ada tulisan, saya harus dapat beasiswa di daerah Kansai ( Nara, Kyoto, Osaka).
                Tanpa disadari, tembusnya beasiswa ini adalah SETENGAH jawaban dari doa-doa di tembok kamar. Tapi saya mantap, harus tolak dan segera move on ke beasiswa lainnya. Semester 8, semester ini adalah kesempatan terakhir saya mendaftar beasiswa Exchange kampus.
                Lalu, orang tua saya langsung menelpon, murka. Murka karena saya menolak beasiswa Nara. Saya memaparkan, ada universitas lain yang juga sedang buka peluang lebih baik, dan saya mau coba jadi mohon doanya. Tapi tidak ada doa yang mereka berikan untuk kesempatan ini. Mereka marah kalau saya tolak. Katanya, papa punya dana cukup andai uang jajan 8jt/bulan selama setahun.
                Jujur, saya orang Sulawesi, dimana biaya hidup bisa semahal hidup di Jakarta/Surabaya. Kemudia saya merantau selama 6 tahun terakhir ini dan menetap di Jogja, dimana sebulan saja hanya habis 1 jt~1,5 jt saja. Kagok keras, kalau membayangkan saya harus mengeluarkan 8 jt, sebanding dengan harga kosku per tahun. Shock berat, bila membayangkan saya harus membeli makanan seharga 500 yen (Rp50.000,-) yang cukup menghidupi saya selama 2 hari makan enak di jogja.

                Pupus sudah. Saya tidak akan mencoba beasiswa exchange S1 lagi. Putus asa.

    Karena kerasnya orang tua dan kemantapan mereka untuk menafkahi uang jajan selama setahun, maka untuk meredamkan bara api di perdebatan, saya putuskan untuk ambil saja beasiswa ini. Rasanya senang tapi juga mau gila! Gila! Padahal, didepan mata, meski belum tahu hasilnya, jelas-jelas didepan mata ada kesempatan beasiswa yang jauh lebih baik, tapi harus mengambil beasiswa kuliah tanpa uang jajan, rasanya mau gila. Rasanya mau mencak-mencak marah kayak cicak!
Teman—teman saya juga kaget. Tidak ada teman sejurusan yang berani ambil beasiswa parsial tanpa uang jajan karena biaya. Saya juga mencoba karena ada tawaran beasiswa dan peluang Jasso.Sama seperti teman saya, ada yang lolos ke Chiba U dengan uang kuliah gratis tapi gagal dapat Jasso. Alhasil, dia tolak dan mau move on ke beasiswa lainnya.

Saya juga mau move on, tapi restu Ortu ternyata sama kuatnya dengan restu Tuhan.
28 Januari 2016

Sudah 2 minggu berlalu sejak saya mulai magang di, Makassar. Pagi berangkat jam 7 , pulang jam 17 sore. Jalan pagi sangat mulus, kalau macet pun tidak bisa dikatakan macet. Pegal pegal, tangan kaki pegal. Macetnya luar biasa ya ketika pulang sore, apalagi dari RM MIE TITI jalan Perintis hingga jembatan. Bosan dengan macet.

                Sehingga, saya putuskan untuk memuaskan rasa penasaran pada kehidupan kampus anak Universitas Hasanudin dengan menunda kepulangan. Dari arah Kapasa Raya- Perintis Kemerdekaan, saya putuskan belok ke arah timur menjuju Rumah Sakit Mata UNHAS. Di kira kanan penuh dengan parkiran kendaraan dan pedagan kaki lima. Lalu sejauh mata memandang ada CFC.  Kebayang anak kampus nongkrong nyambi tugas kuliah di sini.

Kemudian saya semakin takjub dengan rindang nya pohon-pohon disini. Dan betapa sejuknya kampus Unhas. Dibandingkan UGM, Unhas lebih sejuk dan hijau. Saya suka berada di kampus ini. Lapangan kosong dan luas masih banyak di sepanjang Fakultas Kedokteran- Hukum-FIB.  Karena sore, kiri kanan penuh dengan aktivitas jogging. Kalau kemaren saya berhenti di danau Unhas, sekarang saya mau coba ke gelanggang mahasiswa nya UNHAS. Karena pastinya lebih ramai sekaligus mencuci mata.

Lapar. Tak lengkap rasanya duduk santai tanpa santapan bakso tusuk saos kacang. Betapa ramainya disini. Ada 3 lapangan basket , satu lapangan voli dan 2 lapangan sepak bola. Terlihat juga gedung arena olahraga yang masih setengah jadi. Masih abu warnanya dan beton berpondasi.

Ada tiga anak mahasiswa bersama 5 anak kecil bergantian melempar bola basket. Ada juga 4 cewek yang sealu gagal membidik bolanya ke keranjang ring. Dan ada pula 6 cowok yang kepalanya botak semua, bermain basket dengan girang. Saya semakin menggila ketika ada 2 cowok jatuh dan saling terlentang di lapangan basket seakan berpeluk bak ship Midotaka (guilty-guilty).

                Lalu ada lapangan voli yang penuh dengan atlet badan bidan latihan receive dan toss. Hatisemakin kacau balau bilamana melihat orang main voli. Semakin terhanyut dalam bayang lama tentang tawa teman desa di Bebalang, di desa KKN setahun yang lalu.

Kehidupan kantor yang dipenuhi dengan pegawai berumur lebih tua membuat saya semakin larut dalam hening hampa. Tak ada teman bicara lagi. Besok saya putuskan untuk duduk di sekitaran lapangan /keramaian yang lainnya, tentunya di sekitar UNHAS agar ramai hati.


Tak terasa sudah sejam saya duduk. Lapangan semakin kehilangan orang-orangnya yang telah bergegas untuk pulang kerumah. Langit gelap dan saya juga ingin pulang. Ingin makan ikan secepatnya di rumah.
                Saya akan memaparkan secara singkat, bagaimana saya memilih tempat magang khususnya yang tertarik atau membayang magang di hotel-atau yang berhubungan dengan hospitality. Dulu, saya pernah magang di semester 4 di kantor informasi Pariwisata DIY.

             Kamus SANGAT cocok magang di hotel~kantor informasi pariwisata~bidang hospitality ketika kamu:

1. Senang melayani orang lain
2. Suka dengan pertukaan budaya dan travelling
3. Sering ikut forum dan kumpul dengan anak exchange
4. Hobi jadi liaison officer
5. Mempunyai minat besar pada bahasa asing dan budaya
6. atau mungkin kamu adalah anak jurusan sastra/pariwisata/ilmu budaya
7. Punya sohib/pacar LDR-an dengan orang dari negara lain.
8. Pernah memberikan tumpangan tidur di rumah/kos untuk teman-teman kamu.
9. Hafal jalanan kota sampe jalan tikus-tikus.
10. Mencintai budaya local
11. Suka menari/membatik/mewarisi kemampuan budaya local khas
12. Ingin membangun networking dengan siapa pun tanpa malu.

Kamus cocok magang di hotel~kantor informasi pariwisata~bidang hospitality ketika kamu:

1. Senang travelling~jalan-jalan
2. Menguasai dan ingin meningkatkan salah satu bahasa asing dengan baik
3. Suka berbincang dengan orang baru
4. Suka terlibat dengan acara hubungan internasional
5. Pernah jadi liaison officer/humas

Kamus mungkin cocok magang di hotel~kantor informasi pariwisata~bidang hospitality ketika kamu:

1. Menyukai kuliner
2. Pernah berkunjung ke spot pariwisata
3. Menjuluki dirinya pengguna setia kereta/pesawat/bus
4. Telah banyak berkunjung ke kota-kota lain
5. Pernah satu-dua kali berbincang dengan orang asing


Tulisan saya tidak 100% benar. Ini hanya tulisan bedasarkan hasil pengamatan saya selama 7 tahun merantau tinggal di Yogyakarta dan telah merasakan seluruh hal di atas. Selain itu, ini adalah hasil pengamatan dari lingkungan sekitar kampus, teman-teman liaison officer, anggota penerjemahan di beberapa event dan teman sekelas yang mempunyai beberapa syarat di atas

Selasa, 26 Januari 2016


    Sebagai mahasiswa, kita pasti mau tidak mau harus menghadapi satu pintu penting. Ini adalah pintunya pintu semua jurusan. MAGANG. Magang atau isitlah kecenya PK (Praktek Kerja)  atau PKL atau Job in Training bisa dikatakan sangat merepotkan bagi yang tidak niat. Tapi sangat menantang bagi anak-anak yang suka dunia baru.
                Sayangnya, di jurusanku yakni Sastra Jepang tidak mewajibkan demikian. Mengapa? Konon, dosen bercerita bahwa peminat magang sedikit dan kurang popular di mata mahasiswa. Mata kuliah pilihan mana yang sanggup popular, namanya juga GAK WAJIB.
                Meski demikian, saya tidak mau menyia-nyiakan masa kuliah tanpa magang. Perlu diketahui, satu- satunya cara menampar mahasiswa bahwa betapa kerasnya dunia kerja ya mau tidak mau ya dengan magang saja. Beda halnya bila mahasiswa tersebut telah bekerja sebelum jadi mahasiswa, seperti adik kelasku yang bekerja dahuu demi mengumpulkan uang kuliah.
                Jujur, saya cukup iri dengan teman fakultasku seperti jurusan Pariwisata. Mereka kece dan terlihat sangat serius ketika membicarakan lokasi magang. Pengalaman magang di GEmbira Loka zoo lah, ada yang di Hotel bintang lima lah, ada yang juga di Garuda Indonesia. Semua perusahaan impianku deh.
                Lantas, bagaimana kondisi teman-teman jurusanku. Sayang sekali, dari 30 murid per angkatan, yang benar-enar niat mencari magan gselain saya hanya 2-3 orang saja. Saya cukup gembira. MEngapa? Karena mereka rerata genius tapi kog tidak doyan magang. Berarti saya bisa menyangi mereka di hal yang mereka tidak biasa-bisa.
                Tahun 2014, saya sempat bercakap-cakap dengan teman jurusan Pariwisata. Ternyata banyak cerita tentang alur magang di kantor TIC Malioboro. Mungkin bagi orang Yogyakarta pun, tempat ini masih  asing. Tapi ini adalah tempat wajib bagi para turis asing. Segala turis yang tersesat, atau ingin booking tiket teater di candi Prambanan, mobil sewaan sampai trip Bromo, atau sekedar menanyakan info dan rekomendasi tempat makan~hotel, pada mampir ke TIC.
                TIC adalah singkatan Tourist Information Center, merupakan kantor dibawah naungan Dinas Pariwisata DIY yang terletak tepat didepan halte Trans Yogyakarta, Jl. Malioboro. Saya semakin tertarik untuk mencoba magang di sini ketika mendengar bahwa terbuka kesempatan luas bagi kita untuk melatih bahasa asing.
                Akhirnya , kutemukan juga solusi mengobati luka baru-lupa bahasa Inggris. Semakin mahir belajar bahasa Jepang, semakin hancurlah pronouncation bahasa Inggris Mungkin saja ini jalan ampuh menjaga dua bahasa asing yang kupegang. Siapa tau, ada turis Jepang yang tersesat dan ke kantor ini.
                Saya dan sohib pekerja keras si Mega,  segera menuju kantor TIC.  Menurut pegawai TIC, masa maksimal dan minimal magang disini hanya sebulan. Tidak lebih dan tidak kurang. Lalu, kami menanyakan posisi mana yang cocok bagi anak sastra. Mereka mengatakan ditempatkan disini juga cocok, tapi kalau mau ke bagian administrasi di kantor DInas Pariwisatanya juga bisa. Perlu diketahui, bahwa kantor TIC dan Kantor Pariwisata beda gedung meski sama-sama di jalan Malioboro.
                Segera kupercepat langkah untuk booking tanggal magang. Usut punya usut, TIC sangatlah populear dikalangan praktisi dan siswa di bidang hospitality. Baik yang berasal dari Makassar , Semarang, Yogya dan provinsi lainnya. Selain posisinya strategis di kota budaya, kantor juga berada tepat di keramaian Malioboro menambah pesona nya hingga ke kerajaan sebelah.
                Sial, sial, sial. Kami kurang gesit, Ternyata, bulan Juli-Agustus, waktu libur panjang kampus kami,, waktu impian kami telah direngget oleh sekelompok murid SMK. Pokoknya, saya harus dapat bulan liburan. Sia-sia kan, duduk manis di kantor tapi bengong pas musim sepi liburan. Kebayang bosannya duduk tanpa kerjaan.
                Bulan liburan di Yogya adalah dari bulan Juni-September, yakni Summer Holiday se-dunia, liburnya anak sekolah di sini.
                Saya dan sohib pun pantang mundur dan memutuskan untuk mengambil tanggal di bulan Agustus-September. Cukup beresiko, karena September adalah masa KRS dan revisi matkul. Tapi tak ada pilihan lain. Mending magang daripada tidak sama sekali.
                Setelah booking tanggal di kantor Dinas Pariwisata DIY. Kami diharuskan untuk membawa surat pengantar dari kampus. Nah ini dia, administrasi, administrasi, administrasi. Apakah sulit. Iya,saya sempat berpikir demikian. Tapi ternyata tidak. Semua proses tidak memakan seminggu, dan saya berhasil resmi menjadi peserta magang.
                Baca selengkapnya tulisan mengenai cara mendaftar magang di TIC Malioboro, dan rasanya magang di TIC Malioboro?

Selasa, 19 Januari 2016

Setelah di umumkan bahwa saya lolos tahap screening beasiswa NWU (Nara Women's University/奈良女子大学) di seleksi kantor prodi jurusanku, senangnya bukan main.

Dan setelah mengirimkan berkas kelengkapan ke pihak NWU lewat pos, saya diharuskan untuk menuggu hasilnya di bulan Desember akhir.


Ketika Desember 2015 berakhir, dan beganti menjadi 1 Januari 2016, tidak ada kabar dari NWU hingga saya kirimkan email di minggu ke-2 Januari, sambil dag dig , saya tetap menunggu jawaban.


Saya sebenarnya bahagia kalau tidak diterima, karena sepertinya akan ada kesempatan beasiswa lain yang akan datang ke UGM seperti Tohoku University dan Hokkaido University dan 100% sudah termasuk uang kuliah gratis dan uang jajan bulanan. Secara logika, lolosnya saya ke NWU pun akan membawa kebahagiaan sekaligus musibah baru.

Ya, beasiswa NWU ini hanya mencangkup uang kuliah gratis, sedangkan asrama dan biaya hidup sehari-hari berasal dari kantong ku sendiri! YA ALLAH!

Setelah mengirimkan email ke NWU mengenai lolos tidaknya saya, datanglah email di dua hari kemudiannya.

Kata mereka:
saya lolos dan disambut di bulan April tahun ini.

Senang?
Senang banget!
//loncat
SENENG BGT!
//teriak sambil meluk bantal

Namun, saya enggan memberi tahu ayah saya. Ayah saya adalah pengusaha, ibu saya IRT. Secara ekonomi, sebenarnya berkecukupan. Dan sebelum saya mengapply, telah mendapat restu penuh dari keluarga dengan kondisi, ada kemungkinan 50:50 bagi saya mendapatkan peluang JASSO atau tidak. Namun kepastian 100% bahwa NWU akan menggratiskan seluruh uang kuliah selama setahun ialah mutlak.

Sekarang, semua sudah terlanjur. Sudah ada kesempatan emas di depan, saya bisa belajar dan tinggal di Jepang selama setahun. Tinggal 3 bulan lagi.

Orang tua sudah setuju, dari kampus juga OK. Tapi hati saya, tidak demikian.

Kepala saya sejak saat itu pusing dan makin susah tidur. Bagaimana tidak? Membayangkan enakya hidup di Jogja, makan sekali cukup 5rb~10rb, lalu membayangkan dr yg sebulan 1,5 jt menjadi 8 jt / bln. Kepala saya semakin sakit hingga ke bagian mata tiap kali membayangkan uang 8 bulan hilang dalam sebulan. Sakit.

Tapi, buat ilmu memang tidak ada yang instan dan gratisan. Sekolah saya di UGM pun adaah bukti bahwa semuanya tidak instan dan gratisan.

Lantas
apa yang saya harus saya lakukan? Apa sebaiknya saya tolak saja beasiswa parsial ini?
Atau mengambil dengan resiko menghabiskan 8 jt/bln dari kantong orang tua saya sambil part time?

Saya takut mengambil keputusan.
Dan saya lebih takut, ketika saya tolak kesempatan ini, hilang sudah kepercayaan kampus/kantor prodi kepada saya dan enggan meloloskan saya ke program-program beasiswa lainnya. Dan lebih takut lagi, bagaimana bila NWU marah dan memblack list kampus ku!?

Semua kekhawitaran ini memang tidak disampaikan kepada saya, tapi saya takut akan kemungkinan-kemungkinan seperti ini.

Saya butuh saran dan dorongan...

Minggu, 17 Januari 2016

Tulisan ini bukan untuk mempromosikan brand ini, namun sekedar berbagi pengalaman yang langsung saya rasakan selama memakai SK-II. Semoga bisa membantu sebagai sesama korban-korban jerawat bandel.


Semenjak selesai SNMPTN dan masuk kuliah, kulit saya semakin membaik hanya dengan rutin facial (2-3 bln sekali) + rajin mencuci muka pagi malam + tabir surya setiap keluar + taburan bedak compact. Namun, semuanya berubah setelah skripsi datang menyerang.

Ditambah stress mencari kelompok KKN, semuanya berkumpul menjadi satu dan tampil PD untuk merusak wajah mulus. Padahal waktu itu cuma komedo dan bekasnya doang.
"Kenapa sekarang muncul lagi, eh!" pikirku

Setelah browsing di youtube, femaledaily dan beberapa review yang lengkap dengan foto before-after, akhirnya saya menjadi korban iklan review! Fix beli!

Karena belum yakin penuh dengan produk ini, saya beli sample size 30 ml lewat mb veronica. Dia trusted 100%, cepat tanggap dan sangat informatif. Dan menurutku, harganya nya pun lebih murah dibandingkan seller lainnya. Harga untuk 30 ml SK II FTE Rp210.000. MAHAL!

Cara pakainya:
1. Cuci muka pake facial wash
2. Bersihkan muka dengan Cleanser dan Face tonic (Saya pakai bengkoang VIVA , murah sesuai kantong mahasiswa!)
3. Setelah bersih, saya pakai lotion jerawat. (Kalau saya gunakan yang dari Larissa, mengandung sulfur dan emang pedih dibagian jerawat baru tapi cepat mengeringkan jerawat ) Ditepuk dan tunggu bentar biar nyerap.
4. Lalu gunakan tiga tetes (lebih juga boleh, ini demi hemat doang) SK II FTE. Bisa dengan telapak tangan dan ditepuk seluruh muka atau tetes ke kapas dan ditepuk ke seluruh wajah. Cairannya bening dan cepat menyerap. Cocok untuk kulit kering, normal maupun yang kulit oily-berjerawat.
5. Lakukan rutinitas ini pagi dan malam sebelum tidur.

6. Setelah pakai FTE, bisa juga langsung pakai tabir surya atau kalau malam, kalian juga bisa langsung menggunakan sheet masker atau olesi krim malam milikmu.

Perubahannya? Tentu! Kaget karena jerawat bisa secepat ini kempes. Apalagi kalau di tuang di kapas lalu di kompress semalaman, semalam aja bisa kempes.  Tapi sayang, FTE II tidak ampuh buat obati bekas jerawat.
PRO
+ Mousturizing dan membuat wajah lebih cerah nan glowing. *3 bulan enggak ketemu ibuku, pas ketemu, dia bilang demikian!*
+Cairan bening dan tidak lengket
+Aku suka sama sensasi sejuk pas tepuk-tepuk di wajah. Fresh

CON
- MAHAL! Tapi harga berbanding lurus sama hasil so, its okay!
- Tidak mempan mengobati bekas jerawat

REPURCHASE:
YES! Aku dah pakai sejak setahun lalu. Terasa banget manfaatnya. Pernah dua bulan enggak rawat wajah gegara KKN di pulau yang susah air, lalu pas kembali ke Yogya, rajin bersihin muka lagi bersama FTE, warna kulit gosongku langsung hilang. Tentunya, sebisa mungkin hindari paparan matahari langsung dan asap knalpot dengan masker.

Maaf bila tidak bisa tampilin fotonya. Tapi kalian bisa lihat hasilnya kog. Banyak teman-teman blog lain yang telah memakai produk yang sama. Googling aja!
Terima kasih telah membaca!

Sabtu, 16 Januari 2016



Sebagai mahasiswa, pengalaman kerja adalah pengalaman berharga untuk melamar kerja. Tapi tak perlu khawatir, selama anda aktif dikampus, masih ada peursahaan yang pasti tetep nerima fresh graduate tanpa employment experience, karena banyak pertimbangan dalam menerima pekerja, terutama personality ya!

Selama 4 tahun terakhir ini saya melakukan pencarian part time dan dapat saya simpulkan bahwa mencari part time / kerja sampingan di Jogja bisa dikatakan susah susah gampang.
Kenapa bisa gitu?

1. Pertama, saya tidak niat kerja yang temanya  ngajar2 gitu...( DI jogja mah buanyak bgt tuh part time )

Saya pernah mencob sekali mengajar privat di nologaten, tapi cuma dua kali pertemuan. Jujur, saya merasa ini bukanlah profesi yang cocok dengan saya, kendati hal yang saya ajarkan merupakan ilmu yang saya sukai.

2. Kedua, waktu kuliah yang sering bertabrakan dengan jam pagi/siang nya suatu toko/perusahaan.
Tahu sendiri kan, jam buka toko itu 9 AM? Pasti disuruh siap-siap jam 8 AM - 03 PM.
Sangat tidak masuk akal bila kalian masihlah mahasiswa semester 1-5.

3. Ketiga, Bila nemu yang cocok dengan jam kuliah, pas liat lokasi nya yang jauh dan gajinya, sangat tidak efisien, bahkan belum cukup menutupi uang sekali mkan+bensin PP

Pernah dah diajak interview di suatu cafe, tapi pas tahu informasi gajinya sekali kerja Rp15000, sekali shift nya 6 jam pula, ya jelas antara mau ketawa ama heran. //sayonara~

Akhirnya , sekarang bermodalkan kemampuan gambar lewat digital software (Photoshop, SAI Paint tool) saya buka usaha nerima permintaan gambar dan serin ikut komiket, semacam pameran hasil karya bagi pencinta anime-manga Jepang. Hasilnya lumayan. Kalau sekali event di Jogja, bisa untung 30% hingga %200
, dapet 700- 2jt sekali event

Jadi, rejekinya pas deket event doang tp sy tetap seneng! Bisa sekaligus ketemu teman sehobi pula!

Mungkin teman-teman pernah mengalami hal yang sama?

Siapa!? Siapa yang benci dengan aline yang satu ini!?
Dah lucu, kalau tidur-tiduran mintai di belai itu tuh..geeemmeeesssssiin
//cubit pipi kucing sambil teriak gerem

Lalu sebagai anak kos yang kesepian tanpa peliharaan, akhirnya terjawab juga doa hamba yang teraniaya ini..

Akhirnya! Ada dua cat cafe di Jogja!

1. Miaw Cat Cafe
Pendiri kafe ini adalah 3 orang mahasiswi yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Meskipun sama-sama memiliki konsep yang sama yaitu kafe kucing, namun Miaw Shake Cat Cafe tidak memiliki hubungan dengan Kafe Kucing di tempat lain, misalnya seperti Cutie Cats & Cafe dan The Cat Cabin yang keduanya berlokasi di Kemang, Jakarta.
Cukup dengan membeli makanan atau minuman disini, kamu bisa berjam-jam hingga sepuas-puasnya bermain dengan kucing-kucing lucu....
//ih lucunaaa~

PRO :
+ Koleksi kucing lebih beragam jenisnya (dibandingkan cat cafe UNY)
+ Bersih dan kucingnya terawat, benar-benar OK. Sasugah dokter!
+ Pelayan ramah
+ Tempat Higienis untuk kita maupun untuk kita kucing (ada Hand sanitizer)

CON:
- Tempat sempit , sehingga ketika ramai, harus antri/mending pulang ah
- Makanan/minumannya mahal, tp gak semahal dengan cat cafe satunya sih
- Jam bukanya sangat tidak konsisten (maklumi mereka adalah mahasiswa aktif)
- Gak ada tisu di tiap meja, harusnya ada apalagi sebagai cafe
- Di sudut tertentu, masih tertinggal bau kotoran kucing (mungkin karna sempit?)
- Jauh dari kampus UGM

Saran:
= Semangat terus jalankan usaha ini! Suka banget ama tempat ini!
= Taruh tissue dong, apalagi kasian untuk orang yang bersin karna bulu kucing. Selalu siap tissue
= Tambah wifi ye.. n colokan~hehe

VISIT AGAIN = Yes
Tapi berhubung saya nya alergi kucing, saya gak kuat lebih dr sejam.
Pernah lebih dr sejam 45 menit, parah banget sakitnya ampe d tenggorokan..Emang saya nya ecuma cocok ama kucing kampung kale... tp jujur seneg bgt sm kucing2 sini!
2. Cat& Coffe Jogja Cafe
Cafe ini menggabungkan tema kucing dan kopi di kafe tersebut. Kucing yang dimaksud bukan gambar kucing atau interior dengan aneka stiker kucing. Cats and Coffee benar-benar memberikan kucing asli yang bisa diajak bermain dan juga berfoto.

Seneng kesini klo lagi disekitaran kampus sekaligus merehatkan pikiran, itu klo lg ada uang sih....lain hal klo akhir bulan..ho ho ho


PRO :
+ Bersih dan kucingnya terawat
+ Tempat Higienis untuk kita maupun untuk kita kucing (ada Hand sanitizer)
+ Jam bukanya jelas (14:00 ke atas) + Dekat dengan UGM, UPN Senturan, UNY
+ Betah karna luas
+ Lumayan ada beberapa colokan, cucok buat ngerjain tugas!

CON:

Koleksi kucing kurang (cuma 3 macam, total 6 kucing stauku...)
- Makanan/minumannya mahal beut! Minumannya aja termurah 16rb (dompetku mama!)- Ada wifi tapi tetep lelet!


Saran:
= Tambah wifi ye.. n colokan~hehe

VISIT AGAIN = Yes
Tapi gak bakal beda kasusnya dgn kafe satunya, berhubung saya nya alergi kucing, saya gak kuat lebih dr sejam.

Sumpah, tuh kucing yang putih (yg di gambar atas ini nih) guedee coi! liat aslinya deh. Gede pake bgt! Dan Senak bgt diajak maen! Gak bosenin deh!
Jadi, bagaimana guys, kalian klo sepi dan kurang kasih sayang... mari berbagi kasih sayang brsama kucing kucing imut di sini!
Sudah sejak lama saya terpikirkan untuk sharing cerita ini, mengingat adik bungsu akan merasakan hal yang salam di tahun 2016 ini. Semoga berguna bagi adik-adik yang sedang berjuang masuk kuliah.



Ane dah ngerti, klo cuma modal SMA d kota Palu , bakal syok sama materi bejibun SNMPTN ampe sangarnya materi SMA d Jawa makanya ane langsung pindah SMA ke Yogya...

SUSAAAH banget..INI NYARI SMA ATAU NYARI JODOH....sampe pake drama mimisan via RTO pake NEM UAN SMP...alhasil dapet swasta. 2 bulan awal2 SMA sempe syok ama kecepatan makhluk2 sini nerima materi...ya sudah jalani saja. 😅

lebih lanjut ceritanya bisa lihat di  
Bagaimana caranya masuk SMA di Yogya bagi perantau luar Jawa?

Kemudian, 3 tahun masa SMA pun berlalu

😑😑😑
JREEEENGjereeeenng😦
TETT TEREEEEETTTTTT!!!!
"Waktu mu sudah habis, sekarang belajarlah..."😦
"DEMI TUHAAAANNNN!!"😬
//staph

Musti nyari tempat kuliah . Tapi ane beneran demen banget kuliah d Jepang...apapun jurusannya...Musti d jepang! Ane bela2in abis sekolah buat kursus bahasa jepang Ampe level 4/5.. Tinggal 1 level lagi...tapi karna kelas 3..Ane stop in

Pertama : Beasiswa President University jurusan DKV 

Alhamdulillah dapet beasiswa partial, 50% uang kuliah bakal di bayar Pemda Kampung ane. Tapi karena cuma iseng, ane ga ambil. Tapi dengar2, banyak anak Madani Palu di situ...lumayan buat reunian sama teman di Palu

Kedua: BINUS INTERNATIONAL jurusan DKV
Ini beneran siapa aja yang nyelesain sekolah baek sama ngerti bahasa Inggris... pasti masuk dah! Syukur dapet kategori I yang bayarannya paling rendah...
Tapi ppaling rendahnya 200jt....😱. OKAY..ane fix! #baibaiiiyy

Ketiga: SNMPTN jalur Undangan
Pil 1: FSRD ITB (semacam dkv ) Pil 2: Sastra Jepang UGM
Ini sesat....jangan sesekali engkau yg dari IPA ngambil full jurusan yg bukan jurusan SMA anda (undangan only..tp tulis bisa2 kog)....kapok dah...tentu ane g lolos😵

Keempat: UII (lupa jurusan apa) dan UMY(akutansi dan FK)
Lulus, tapi cuma buat iseng2....soalnya teman sekelas ane banyak nyoba2 disana n semakin cpat gelombangnya, semakin murah biaya kuliahnya..tapi g ada jurusan yang ane suka...(DKV dan sejenisnya)

Kelima: BINUS Regular jurusan TI
Tesnya pake komputer..soalnya lumayan tapi asal bisa inggris...pasti bisa kerjain...psikotes n bjhs inggris gitu. Syukur dpt Kategori I yang bayaran kuliahnya paling rendah.. Udah bikin BINUSAN flaash Card lah..dah Foto segala... Kampusnya KEREN! Rapi dan lengkap fasilitasnya!
lalu ane bayar ampe 13 jt buat pendaftaran spp dkk..tinggal nentuin mau tinggal dmana...kayaknya bakal ke asrama binus deh..

Keenam : SNMPTN Tulis Pil 1: FSRD ITB ; Pil 2: Sastra Jepang UGM

Daftar via online....klo ane gak pd..bisa2 saja langsung daftar ke kampung halaman...PG IPA ane waktu itu cuma 30% an...gila aja daftar jurusan ipa UGM yang PGnya diatas 40 an...jadi ane daftar IPS2 aja... 3 tahun belajar IPA, PG try out cuma 30; giliran sekali IPS..PG ips ane 40-50%
FIX...ANE LEPAS IPA....TERBUKALAH MATA INI!

Tapi ITB dan UGM di dua pilihan terlalu sangar..fix juga ane hapus ini dari list...uang atm yg dah di transfer sia2 sudah

Ketujuh: SNMPTN Tulis Pil 1: Sastra Jepang UGM ; Pil 2: DKV UNS
Ya, akun snmptn dan kartu snmptn yg pilihan sebelumnya fix jadi artefak!
Ane bela2in lagi daftar ulang dari awal... dimana server website snmptn gak sedia kursi ujian dan itu udah H-2 sebelum pendaftaran tutup. Dari Dzuhur ampe Malam..gak ada kursi ujian buat pilihan baru ini..

Besok pagi, buka lagi website...alhamdulillah ada kuota tapi tempat ujian ane ini dimana? perasaan klo yogya...harusnya klo bukan UNY UGM UMY UIN...yang penting dapat lah! Selamat tinggal ITB...engkau terlalu mustahil dengan 1400 peserta demi 45 bangku..THATS LITERALLY INSANE 😑

Aslinya , dari kelas 3 dah ambil kelas IPA di Ganesha Operation (GO; semacam bimbel), tp karna SNMPTN, ane banting setir pindah kelas IPC..tapi cuma masuk kelas IPS doang.....tiap hari...kelas ane bukan kelas ane...kubabat! sampe tuh tentor bosan kayaknya liat muka ane.... Tiap try out tiap TPA..langsung masuk kelas konseling...bela2in demi ngerti apa itu jenis2 tanah.. grafik2 astral ekonomi...YOLOOHHH....itu H-2 minggu mati2an nyerap IPS..syukur Sejarah n Sosiologi pas kelas 10 banyak yang masih ingat//syukur2 juga pelajaran favoritku 😄

Sehari sebelum ujian, cek tempat ujian...ternyata hanya 2 ruang ujian...(ini kayaknya beneran anak2 yg mepet2 daftarnya kali...)
Alhamdulillah soalnya2 ngedong tapi nyesel bgt ga sempat selesain 22 soal TPA yang ada kotak2 apaaaa ituu...waktu habis...tapi 3 mapel dasar lancar dan IPS selain ekonomi ngisi semua...(GA SIA2 PANTENGIN SOAL2 TRY OUT SAMA TENTOR).
Dan untuk tes DKV UNS...ingat banget..selain tes gambar botol kecap kaca ember gitu..ada wawancara juga...

Bapak : ya tes warnanya udah. Sekarang pertanyaan berikutnya. Tolong sebutkan nama2 seniman yang anda ketahui.
Ane : .....(diam)
Bapak: ?
Ane: hmm.. picanto?
Bapak: Itu nama... mobil..
Ane: ... (diam)

Bapak: ...
Ane: gak tau pak. maaf

YA MASA ANE JAWAB EICHIRO ODA KOMIKUSNYA ONE PIECE....Dah pesimis..ini pasti g d terima...jawabnya ngarang super

Kedelapan: ISI YOGYA DKV

Nunggu hasil SNMPTN tulis, sempetin maen ke event2 jakarta sekaligus maen ke rumah sanak saudara. Hari minggu itu..ingat banget.....pengumuman nya via online...
Ane dah siap2 mau nyoba ISI...
ANEE DITERIIIMAAAA JRIITTT! ALHAMDULILLAH... SASTRA JEPANG UGM!!!
Sukses ane refund 50% lebih uang BINUS. Pindah kos lalu ke asrama ugm soalnya lagi pingn nyoba yg non kos...cari suasana baru...tapi setahun doang..lalu lanjut lagi nge kos daerah jakal ampe sekarang

Bertemulah ane dengan sesama maba di GSP....ikut OSPEK univ dulu lalu OSPEK FAKULTAS...tapi anehnya..Fakultas ane kagak ada di hukum2 apa..malah hari pertama duduk di bawah tenda beralaskan terpal..berderet duduk berdasarkan sanggar/kelompok..disuguhi Tarian bali,Poco2 dan Komedi2 dari MC... ampe Talkshow alumni2 sukses dari fakultas...Tapi fakultas laen kayak ekonomi filsafat psikologi..masih ada teriak2 marahan...ya... alhamdulillah sekarang jalanin...ngantarin orang jepang jalan2..jualan, bisnis sendiri..sempat dan hidup bahagia..ini sekarang ane mau urus skripsi....

Buat yang mau masuk jurusan manapun, pilihlah jurusan setelah kamu tau gabaran apa saja profesi yang anda bisa garap setelh serta link alumni jurusan pilihan anda ..karna itu akan menjadi gerbang buat cari kerja..kebelutan yang ane tau jurusan ane bisa jadi penerjemah, gudie, interepeter, guru, dosen, wartawan, penulis, editor, perusahaan jepang , multinasional dkk ..jadi ane g ragu lagi..bukan sekedar suka2 aja....
SELAMAT BERJUANG KAWAN...


Pelepasan Mahasiswa KKN-PPM UGM 2015 di bulan Juli

LABEL

baito (1) beasiswa (2) beauty tips (1) Cat cafe (1) Cita-cita (1) Daily (6) Event (1) jalan-jalan (1) Japan (4) jogja (1) kerja (5) kucing (1) Kuliner (1) magang (4) Motivasi (3) product review (1) Review (1) story (5) Travel (1) trip (3) VISA (1) Wisata (2) yogyakarta (3)